Mata Kuliah : Kapita Selekta
Tanggal : 30-11-2010
Dosen : Bapak Didit
Fotografi
Fotografi berasal dari bahasa yunani dari kata photos dan graphis. Photos yang artinya sinar atau cahaya, dan graphis yang artinya melukis. Jadi fotografi dapat diartikan sebagai seni melukis dengan menggunakan sinar atau cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau ,etode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan yang disebut lensa. Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapatkan ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (iso speed), diafragma (aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, diafragma dan speed disebut sebagai pajanan (exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepaan film yang semula digunakan berkembang menjadi digital ISO.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan yang disebut lensa. Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapatkan ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (iso speed), diafragma (aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, diafragma dan speed disebut sebagai pajanan (exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepaan film yang semula digunakan berkembang menjadi digital ISO.
Sumber : www.google.com
Kamera Analog
Sebelum era digital orang sudah mengenal berbagai macam jenis dan merk dari kamera analog. Sebutan analog berbeda dengan otomatis dalam ruang lingkup kamera. Analog dalam kamera mengacu pada sistem kerja mekanik dari suatu kamera. Sistem kerja kamera analog yang banyak digunakan oleh masyarakat umum adalah menggunakan film seluloid 35mm sebagai sarana untuk menangkap cahaya(dalam hal ini biasa disebut gambar). Walau kamera analog banyak jenisnya tapi prinsipnya sama, yaitu menerima data gambar melalui proses kimiawi suatu media. Sebenarnya media penerima gambar tidak hanya film seluloid 35mm.
Film pada kamera analog berfungsi ganda sebagai penerima gambar sekaligus sebagai penyimpan data gambar yang dihasilkan. Pada media film berlaku 1 gambar yang kita perolah akan disimpan dalam 1 media film. Umumnya produsen menyediakan 1 roll film yang berisi sejumlah film dengan tujuan agar para konsumen tidak perlu selalu mengganti film yang sudah terpakai.
Sumber : www.google.com
Sedangkan pengertian otomatis adalah kemampuan suatu kamera dalam menyediakan fungsi-fungsi otomatis dalam hal pengaturan cahaya yang masuk sehingga gambar yang dihasilkan dapat memiliki komposisi pencahayaan yang tepat. Berbeda dengan fungsi manual dimana kita harus mengatur sendiri sebarapa banyak cahaya yang masuk agar dapat menghasilkan gambar yang sesuai dengan harapan kita.
Dari segi biaya produksi jelas sekali kamera analog makan biaya yang tidak sedikit. Filmnya saja sekarang berkisar antara Rp. 17000 ,- s/d Rp. 22000,- (film warna dan tidak kadaluarsa). Ongkos cuci antara Rp. 5000,- s/d Rp. 8000,- dan ongkos cetak ukuran 4R sebesar Rp. 550,- per/lembar (harga ini bervariasi). Untuk memotret/hunting foto minimal bawa 2 – 3 rol film. Untuk dokumentasi event(kenduri, pernikahan, seminar) bisa lebih dari 3 rol. Jadi saya rasa cukup mahal. Cuci-cetak foto sendiri pun harus merogoh kantong lebih dalam. Selain peralatan yang cukup mahal, bahan-bahan kimia untuk kepentingan cuci dan cetaknya pun tidak murah. Faktor inilah yang sering membuat orang berpindah dari analog ke digital.
Kamera Digital
Pada kamera digital sistem penerimaan cahaya untuk menghasilkan suatu gambar dengan menggunakan sensor yang digunakan untuk menggantikan media film pada kamera analog. Sensor yang berada dibelakang lensa setelah menerima cahaya akan mengirimkan data mentah digital ke prosesor suatu kamera. Prosesor kamera tersebut berfungsi untuk mengolah data mentah digital menjadi data digital gambar yang lebih baik. Setelah pemrosessan, data gambar yang masih dalam bentuk digital akan disimpan dalam mendia penyimpanan berupa memori yang tedapat dalam kamera digital. Sensor yang banyak dipakai oleh produsen berupa semikonduktor dengan nama CCD(charged-couple device semiconductor) dan CMOS(complementary metal-oxide semiconductor). Kualitas maupun ukuran dari sensor ini salah satu dari faktor penting yang mempengaruhi kualitas dari gambar yang akan dihasilkan.
Sumber : www.google.com
Media penyimpanan data digital gambar pada kamera digital terpisah dengan media penangkap cahaya. Media penyimpanannya biasa disebut memori memiliki berbagai macam jenis bergantung dari produsen pembuat kamera. Yang umum digunakan adalah tipe-tipe Compact Flash(CF), Secure Digital(SD), Multi Media Card (MMC), Memory Stick (MS) dan (XD). Kamera digital jauh lebih praktis dan sangat murah dari sisi ongkos produksi. Hasil foto terekam dalam kartu memory. Kalau hasil foto jelek tinggal hapus, lalu foto lagi. Ekonomis. Yang perlu diperhatikan adalah kemampuan kamera bila hasilnya hendak dicetak pada kertas foto. Makin tinggi megapixels-nya maka hasilnya ketika dicetak ukurannya bisa maksimal tanpa gambarnya pecah. Contohnya kamera dengan kemampuan 6.1 MP, bisa dicetak secara optimal untuk foto ukuran 10.02 inch x 6.67 inch dengan kerapatan 300 ppi (pixels per inch). Kamera digital SLR bagus untuk belajar. Dengan syarat setelannya dibuat manual. Agar mudah memahami prinsip-prinsip cahaya dan tidak ragu untuk mencoba motret, bereksperimen. Mudah menghapus gambar yang jelek atau gagal tanpa harus ada beban. Cara kerja kamera mirip dengan mata manusia, tapi yang pasti kamera mampu menangkap warna yang tidak bisa ditangkap oleh mata normal dengan memainkan kombinasi shutter speed dan apperture.
Perbedaan Kamera Digital dengan kamera Analog
Kamera digital belum mampu menangkap semua warna yang dipantulkan oleh matahari namun warna yang dihasilkan lebih kontras. Kamera digital juga kurang sensitif. kamera analog sudah hampir mampu menangkap seluruh warna yang diantulkan oleh matahari dan kamera analog juga cukup sensitive. Kamera analog merekam dengan film negative berwarna , slide flim positif dan hitam putih. Kamera digital merekam dengan pixel (picture element / elemen dasar dari film).
Sumber : www.google.com
Mengenai kelebihan dari kamera digital saku dan SLR
Kamera saku bentuknya mungil, ringan, simple dalam penggunaannya (user friendly) sehingga mudah untuk dibawa kemana saja. Tidak sulit untuk mengoperasikannya. Biasanya dilengkapi dengan optical dan digital zoom, sehingga penggunanya tidak perlu mengganti lensa ketika memotret.Dari segi harga lebih murah dibandingkan DSLR.
Kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) pada awalnya lebih dikenal dengan nama kamera single lens reflect (SLR) dengan media rekam berupa pita negatif film (klise). Kemudian seiring perkembangan zaman, media rekamnya digantikan oleh sebuah sensor digital ditambah media penyimpan data berbentuk memory card. Kamera jenis ini biasanya digunakan oleh para fotografer profesional maupun yang amatir. Dalam mengoperasikan kamera jenis ini setidaknya pengguna harus memahami dasar dasar ilmu fotografi terlebih dahulu. Karena sang user harus mengerti apa itu shutter speed, diafragma, ASA/ISO, serta memahami anatomi kamera DSLR yaitu body camera beserta tombol tombolnya, kegunaan masing masing lensa, dan perangkat pendukung lainnya seperti speed light (flash). Profesional photographer banyak mempergunakan kamera DSLR ini untuk membantu mengoptimalkan pekerjaan mereka.
Dibandingkan dengan kamera saku, kamera DSLR ini memiliki bobot yang lebih berat dan dimensi yang lebih besar. Kualitas foto yang dihasilkan oleh kamera DSLR lebih baik jika dibandingkan dengan kamera saku, serta tingkat noise lebih rendah jika dibandingkan dengan kamera saku pada tingkat kerapatan ISO yang sama. Karena kelebihannya inilah maka harga kamera DSLR jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan harga kamera saku.
Hasil Foto Kamera Analog
Sumber : www.google.com
Daftar Pustaka :
1. Ringkasan Mata Kuliah Kapita Selekta Tanggal 30-11-2010
2. Ringkasan Mata Kuliah Fotografi
3. www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar